Senin, 09 Januari 2012

Rabu , 06 Mei 2010
Masih di hari yang sama, tetapi cerita berbeda.
Maukah kau ku ceritakan suatu kisah?? Tentang kasih sayang dan cintanya seorang ibu kepada anaknya.

“RINDU SEORANG IBU”

Mungkin benar kata pak deku.. kl ”ibu itu, tuhan yang kelihatan di bumi” begitu katanya.
Malam itu, malam Jum’at, malam yang tepat tuk baca surat yasin, seusai shalat kubergegas menyelesaikan lanjutan bacaan Al-qur’anku yang tersendat. Usai membaca bacaanku, aku pun bersiap siap untuk membaca surat yasin.

Audzu billahi minassyaitonir rojiim, Bismillah hiroh mani rohim, Blum sampai surat ke sepuluh, bacaanku terhenti, ternyata ada yang menelpon, tak ku sadari, di ponsel itu tertera “mamaku_sayang” menelpon, tadinya ku berfikir, knapa ia menelpon..?? Ahh, jelas sudah, pastinya ia ingin menanyakan keadaanku, dan mewanti-wanti ku tuk tak mengenal lebih dalam tentang hubungan dua sejoli, yang tepatnya lebih sering di sebut pacaran.
Segera ku angkat telpon itu, sembari ku berkata..”Halo?” dari tempat yang beradius lebih dari 250Km, seseorang menjawab ”Assalamualaikum, kina?? gimana keadaanmu nak?? dimana kau sekarang ?? ahh, suara ini, suara yang kurindukan, suara yang selalu ingin kudengar, lantas ku segera menjawab ”kumsalam, iye ma?? Bae bae ma, oh, dirumah” kembali mamaku menjawab” kina, ini surah lalu yang ko tanyakan kalo kita kesekolah apa dibaca?? yang begini, audzu billahi mina syaitonirrojim, bismillahi rrohmanir rohim, alam nasyroh laka shod rok, wawado’na anka widzrok, warafa’na laka zikrok” tiba tiba ku teringat. oh iya, inikan bacaan yang inna ma’al usri yusro, yang artinya sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan, sesegera langsung kupotong” inna ma’al usri yusro, yang itu kan ma??” mamaku seketika menjawab”iya nak, di baca ya pas kau mau ke sekolah, pas mau mandi, supaya dijaukan dari gangguan syaitan”
Kemudian mamaku bertanya kembali” petta nurdiyamu mau nae itu, jadi?? apa saya kirimkan ke kau?? Ester C?? “ seketika ku menjawab” terserah kita saja ma” kembali ia bertanya” shampoo?? sabunmu?? masih ada?? Sabun apa ko pake?? terpikir di otakku, masya allah., baik sekali orang tuaku, sampai menanyakan hal hal kecil seperti itu, terima kasih ya allah, terima kasih. engkau telah memberikan orang tua kepadaku, orang tua yang menyayangiku, care kepadaku, kau tahu apa yang kurasakan teman?? Ya, haru, sesak dada ini, sesak karena kebahagian, kenikmatan yang allah berikan kepadaku. Tak lupa ku jawab kembali pertayaan mamaku”oh, kita kirimkan saja, terserah kita saja, sabun?? terserah kita saja ma, eh ma, sulfa mau bicara samma kita” 

kemudian mamaku berkata” sebenarnya, rindu sekali saya sama kau ini, haha” ia mengatakannya sambil tertawa, ku tahu, sebenarnya ia menangis, menangis karena merindukan anaknya, kutahu, ia tipe ibu yang tidak mengatakan secara terbuka, bersikap dewasa agar tak banyak mengeluarkan air mata, apa lagi ia sedang berbicara kepada anaknya, aku hanya bisa terdiam, mataku sudah berkaca kaca, masya Allah, ia merindukanku, andaikan ia tahu, ku juga sangat merindukannya, terus memikirkan ia, andai ia tahu, di sela sela doa ku, ku juga selalu berdoa tuknya dan ayah agar dijauhi dari marabahaya. Amiiin
langsung ia ubah pembicaraan” katanya sulfa mau bicara kin?? Mana??” cepat cepat kuberikan handphoneku kepada adik kandungku, sembari berkata” ini mama mau bicara”. Kawan, andai kau tahu, sebenarnya ku sudah tak sanggup bicara, tapi ku harus terlihat tegar di depan adiku, jangan liatkan kesedihan ini padanya, segera ku berlari ke sofa, tempatku membaca Al-Qur’an tadi.
kulanjutkan bacaanku ”audzu billahi minassayton nirrojiim” mulutku bergetar” bismillahir rohmanir rohim” kepalaku serasa berat, ku tak kuasa menahan rasa ini, ku tumpahkan semua, akhirnya air mata itu keluar dengan sendirinya. Aku tak tahu apakah ini tangis kebahagiaan atau kesedihan, dan kesedihan dan kebahagiaan itu, bedanya tipis sekali. karena katanya jika kita terlalu senang, kita kan menangis.
ku coba tuk membaca kembali bacaanku, tapi tak bisa, air mata itu keluar lebih deras dari sebelumnya, ku coba tuk mecuci mukaku, agar air mata ini berhenti mengalir, ternyata bisa. akhirnya ku bisa mengaji kembali, setelah selesai ku baca, ku baca surat “alam nasyroh” tadi sampai selesai. meskipun kadang kadang disela sela bacaanku ku masih mengeluarkan air mata ini.
mungkin pembicaraan itu sangatlah singkat, tetapi kesan yang kurasakan, mungkin takkan pernah kulupakan...

*THE END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar