Senin, 09 Januari 2012

"Ketika Cinta Diuji"

Kisah ini bercerita tentang sepasang suami-istri yang saling mencintai dan mereka telah hidup bersama sekian tahun lamanya. Mereka melewati suka dan duka bersama. Namun setelah beberapa tahun kemudian sang istri mulai merasa jemu karena dia merasa sang suami tidak lagi memperhatikannya dan memanjakannya.

Dia menjadi seorang wanita yang sentimentil, sensitif, yang merindukan saat-saat romantis bersama suami yang dulu pernah ia rasakan. Tetapi semuanya itu tidak didapatkannya lagi, suaminya menjadi jauh seperti yang diharapkan.

Akhirnya sang istri memutuskan tuk bercerai dengan suaminya. Keinginan tersebut diungkapkan pada sang suami, 

” Mengapa? ” suaminya bertanya sangat terkejut.
” Saya lelah, kamu tidak lagi memberikan cinta seperti yang saya inginkan.”

Sang suami terdiam cukup lama dan akhirnya ia bertanya,

” Apa yang dapat saya lakukan untuk dapat merubah pikiranmu ?”

Sang istri menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, ” Saya punya pertanyaan untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya; Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada ditebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat tebing itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?”

Dia termenung dan akhirnya berkata, ”Saya akan berikan jawabannya besok.”

Keesokan paginya sang suami tidak ada dirumah, dan sang istri menemukan selembar kertas dengan coretan tangan di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan……….

”Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya menjelaskan alasannya.”

Kalimat itu sangat menghancurkan hati sang istri, namun ia memutuskan untuk membacanya kembali,

” Kamu selalu pegal-pegal pada waktu teman baikmu datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu tidak dapat mengetik dikomputer dan selalu mengacaukan programnya, dan akhirnya menangis di depan komputer, kalau sudah begitu saya harus memberikan jari-jari saya agar dapat membantumu. Kamu selalu membaca buku sambil tidur, dan saya tahu itu tidak baik, maka saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabut ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari terbenam dan pasir yang indah. Menceritakan bunga-bunga yang mekar nan indah seperti indahnya wajahmu. 

Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena saya tidak sanggup melihat airmata mu mengalir menangisi kematianku. 

Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang dapat mencintaimu lebih dari saya yang mencintaimu. Untuk itu, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak cukup untukmu, aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu sayang ku.”

Airmata jatuh di atas tulisan dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi sang istri tetap berusaha untuk membacanya kembali.

” Dan sekarang sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban ku. Jika kamu puas dengan semua jawaban ku ini, dan tetap menginginkanku untuk tetap tinggal dirumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawabanmu.” ” Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barangku dan saya tidak akan mempersulit hidupmu, Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia “.

Ia segera berlari membuka pintu dan melihat sang suami berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan istrinya. Apa yang akan dilakukan selanjutnya??? tergantung dari perasaan anda setelah membaca kisah ini…. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar